AKURATCO Setelah menunaikan ibadah haji, Sahabat Ibrahim bin Adham berniat untuk berziarah ke Masjidil Aqsa. Sebagai bekal perjalanan, ia membeli kurma dari pedagang tua yang di sekitar Masjidil Haram. Kemudian kurma itu ditimbang dan dibungkus, Ibrahim ternyata melihat sebutir kurma yang jatuh dari meja dari si pedagang tua tersebut.
Hikmah Sunday, 02 Apr 2023, 1652 WIB Sang pemuda tersenyum. “Tak apa, wahai syekh. Saya rela dan ikhlas, semoga itu menjadi amal ibadah orang tua saya,” katanya.“Tapi,” lanjut anak muda itu, “saya tidak tahu apakah saudatara saya yang lainnya juga mengikhlaskannya. Saya memiliki 11 orang saudara, dan mereka semua adalah ahli waris yang punya hak sama dengan saya. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka semua seorang diri,” ujar anak muda itu.“Baik, dapatkah kau memberikan alamatnya, saya akan menemui mereka satu persatu,” jawab Ibrahim bin Adham. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Akhirnya, satu persatu, Ibrahim bin Adham mendatangi anak-anak dari pedagang kurma yang telah wafat itu untuk meminta keikhlasan atas sebutir kurma yang dimakannya. Dan semua anak pedagang tua yang ditemuinya, ikhlas dan ridha atas apa yang terjadi. “Kami semua, anak-anak dari ayah kami, pedagang kurma yang sudah wafat, merelakan dan mengikhlaskannya,” ujar anak-anak dari pedagang kurma tersebut. Mereka semua bersepakat untuk menghalalkan sebutir kurma milik ayah mereka yang dimakan oleh Ibrahim secara tidak bin Adham bersyukur akhirnya sebutir kurma yang tidak halal’ dulu, kini sudah halal. Dan ia berharap, dengan restu dan keridhaan dari seluruh anak-anak pedagang kurma tersebut, doa-doanya Kembali dikabulkan Allah sekian lama, Ibrahim bin Adham kembali melakukan perjalanan ke Palestina, menuju Baitul Maqdis. Dan seperti sebelumnya, ia memilih tempat di bahwa Kubah As-Sakhra’ untuk berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Hingga tak lama kemudian, ia kembali mendengar dialog tentang dirinya dari dua malaikat yang dulu pernah membicarakannya.“Itu adalah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain,” kata malaikat kedua memberitahukan kepada malaikat pertama.“Oh, tidak,” kata Malaikat pertama. “Sekarang doanya Ibrahim bin Adham, telah terkabul Kembali, sebab dirinya telah mendapat penghalalan dan keridhaan dari ahli waris pemilik kurma itu. Jiwa dan hati Ibrahim kini sudah bersih kembali dari sebutir kurma haram yang ia makan tanpa seizin pemiliknya," jawab malaikat hal itu, Ibrahim bin Adham tersadar dari zikirnya, dai ia sangat berbahagia karena doanya telah dikabulkan Allah A’lam. doa tertolak doa terkabul doa dikabulkan penyebab doa tertolak doa ramadan doa ramadhan ibrahim bin adham dan kurma se Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini Menebar Ukhuwah Meraih Berkah. Informasi [email protected]
SebutirKurma Penghambat Doa. Dikisahkan setelah menunaikan ibadah haji, seorang bernama Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Mesjid Agsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 Kg kurma dari pedagang tua yang berjualan di dekat Mesjid Haram.
Kisah; Ibrahim dan Adham dan Sebutir Kurma Oleh Syahruddin El Fikri Sahabat Rumah Berkah yang dirahmati Allah SWT, Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Kali ini kami akan menceritakan sebuah kisah atau cerita yang penuh hikmah. Betapa pentingnya kita menjaga makanan selalu halal, dijauhkan dari hal-hal yang syubhat dan diharamkan Allah SWT. Kisah kali ini mengenai sesosok ulama terkemua, dan ahli sufi. Berikut kisahnya Pada akhir musim haji, seorang sufi terkemuka yang bernama Ibrahim bin Adham turut menunaikan ibadah haji. Seusai melaksanakan rukun Islam yang kelima itu, dirinya ingin berziarah ke Baitul Maqdis, sekaligus melaksakan ibadah di Masjid Al-Aqsha, Palestina. Sebelum melanjutkan perjalanan, sambil mempersiapkan bekal, ia menyambangi sebuah pasar yang berada di sekitar pinggiran Kota Makkah. Ia membeli sejumlah kurma dari seorang kurma yang sudah berusia lanjut. Setelah dilakukan transaksi dan membayar harga kurma yang sudah terbungkus rapi, sesaat ia melihat ada sebutir kurma yang tergeletak di bawah meja pedagang kurma tersebut. Ibrahim bin Adham mengira, itu adalah kurma yang terjatuh dari bungkusannya. Dan dengan tenangnya, ia memakan dan menikmati kurma tersebut. Setelah semua kebutuhannya selesai dipersiapkan, Ibrahim bin Adham melanjutkan perjalanan menuju Masjid al-Aqsha Palestina. Dalam perjalanan yang memakan waktu cukup lama dan melelahkan itu, tibalah dirinya di Masjid Al-Aqsha dan sekitaran Baitul Maqdis. Baca juga Humor Yang Menentukan Dewasa Seseorang itu adalah…. Di sana, ia mengunjungi Qubbatus Shakra’ Masjid Kubah Batu yang berwarna keemasan, satu tempat favoritnya dalam berdoa di Baitul Maqdis tersebut. Ia khusyuk berdoa dan berzikir kepada Allah SWT. Dalam zikirnya, ia mendengar ada suara percakapan. Ia mencari ke sekelilingnya, namun tak mendapati ada orang lain selain dirinya. Dalam riwayat, pihak yang bercakap-cakap itu adalah dua orang malaikat. Kedua malaikat itu berdialog tentang sosok Ibrahim bin Adham. “Hei, itu Ibrahim bin Adham,” kata malaikat yang pertama. “Iya, betul. Seorang sosok saleh yang doanya selalu dikabulkan,” timpal malaikat yang lainnya.
Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain." "O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, dia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram kerana masih milik orang lain. Sekarang ia
Dikisahkan setelah menunaikan ibadah haji, seseorang yang bernama Ibrahim bin Adham berniat untuk melakukan ziarah ke Masjidil Aqsa. Untuk bekal dalam perjalanannya tersebut, maka Ibrahim membeli satu kilogram kurma dari seorang penjual kurma yang sudah tua di dekat Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma yang terletak di pinggir timbangan. Lantas, Ibrahim menyangka bahwa sebutir kurma tersebut merupakan bagian dari kurma yang telah ia beli, kemudian ia memungut dan memakan sebutir kurma tersebut. Setelah selesai membeli kurma, Ibrahim melanjutkan perjalanannya menuju Masjidil Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim sampai di Masjidil Aqsa. Seperti biasanya, Ibrahim sangat suka memilih tempat beribadah pada sebuah ruangan yang berada di bawah kubah Sakhra. Ibrahim melakukan ibadah sholat dan berdoa di tempat tersebut dengan khusyu. Tiba-tiba Ibrahim mendengar percakapan dua malaikat tentang dirinya. Berkata malaiakat yang satu, “Itu Ibrahim bin Adham seorang yang ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan oleh Allah SWT”. “Tetapi sekarang sudah tidak lagi, karena empat bulan yang lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang penjual kurma yang sudah tua yang berada di dekat Masjidil Haram”, balas malaikat yang satunya. Mendengar perbincangan kedua malaikat tersebut membuat Ibrahim bin Adham sangat terkejut, “Jadi selama empat bulan ini ibadah ku, sholat ku, doa-doa ku serta amalan-amalan ku tidak diterima oleh Allah SWT karena aku memakan sebutir kurma yang bukan menjadi hak ku”, kata Ibrahim. Lantas Ibrahim bin Adham beristigfar, “Astaghfirullahal azim” dan langsung bergegas untuk pergi menemui penjual kurma yang sudah tua itu untuk minta maaf dan minta untuk dihalalkannya sebutir kurma yang telah ia makan. Sesampainya di Makkah ia langsung bergegas menujuk lapak penjual kurma tua itu, namun ia tidak menemukan penjual kurma yang ia cari. Ibrahim bin Adham hanya menemui seorang pemuda yang menjual kurma di lapak penjual kurma tua dulu. Empat bulan yang lalu saya telah membeli kurma disini dari seorang penjual yang sudah tua, lantas dimana dia sekarang?” tanya Ibrahim kepada pemuda penjual kurma tersebut. “Dia sudah meninggal sebulan yang lalu dan saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma”, jawab pemuda penjual kurma tersebut. “Innalillahi wa innalillahi roji’un, kalau begitu kemana saya harus mencari penghalalan karena empat bulan yang lalu saya telah memakan sebutir kurma yang bukan menjadi hak saya”, kata Ibrahim sambil menceritakan kejadian empat bulan yang lalu. “Saya adalah anak dari penjual kurma tersebut”, sahut pemuda penjual kurma kepada Ibrahim. “Apakah engkau sebagai ahli waris orang tua itu, mau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang telah saya makan?” tanya Ibrahim kepada pemuda penjual kurma. “Bagi saya tidak masalah, Insya Allah saya menghalalkannya, tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya ada sebelas orang dan saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka memiliki hak waris yang sama dengan saya”, jawab pemuda penjual kurma. “Dimana tempat tinggal saudara-saudaramu yang lain? Biar saya menemui mereka satu persatu”, tanya Ibrahim. Lantas pemuda penjual kurma tersebut memberikan alamat saudara-saudaranya yang lain kepada Ibrahim. Setelah menerima alamat saudara-saudara pemuda penjual kurma tersebut, kemudian Ibrahim bin Adham langsung pergi untuk menemui saudara-saudara dari pemuda penjual kurma lainnya. Walaupun alamat mereka berjauh-jauhan namun Ibrahim dapat menemui mereka semuanya untuk meminta agar menghalalkan sebutir kurma yang telah ia makan. Semua ahli waris penjual kurma tua itu setuju untuk menghalalkan sebutir kurma yang telah dimakan oleh Ibrahim. Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham sudah berada lagi di Masjidil Aqsa tepatnya di bawah kubah Sakhra lagi untuk beribadah. Tiba-tiba Ibrahim mendengar kembali percakapan dari kedua malaikat-malaikat yang dulu, “ Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolah karena sebutir kurma milik orang lain yang dia makan”, kata malaikat satu nya. “O tidak, sekarang doanya sudah kembali dikabulkan oleh Allah SWT karena dia telah mendapatkan penghalalan dari sebutir kurma yang ia makan dari ahli waris penjual kurma tua itu”, balas malaikat lainnya. Oleh sebab itulah, berhati-hatilah dengan makanan yang telah masuk ke dalam tubuh kita, apakah makanan tersebut sudah halal atau belum? Dan apabila ragu-ragu maka sebaiknya tinggalkan.
POSBELITUNGCOM -- Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram.
Seorang sufi yang terkenal dengan kezuhudannya pernah mengalami suatu peristiwa yang mengandung hikmah untuk diambil manfaatnya. Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke masjidil Aqsa. Untuk bekal diperjalanan, dia membeli sedikit kurma dari pedagang tua di dekat Masjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma terjatuh dekat timbangan. Menyangka kurma itu sebahagian dari yang dibelinya, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu dia terus berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, dia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Dia solat dan berdoa khusuk sekali. Tiba tiba dia mendengar percakapan dua Malaikat tentang dirinya. Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara’ yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,’ kata malaikat yang satu. Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya ditolak kerana 4 bulan yang lalu dia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram,’ jawab malaikat yang satu lagi. Ibrahim bin Adham terkejut sekali, dia tersentap, jadi selama empat bulan ini ibadahnya, solatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima oleh ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. Astaghfirullahal adzhim’ ibrahim beristighfar. Dia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Sesampai di Mekkah dia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemui pedagang tua itu melainkan seorang anak muda. “Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini dari seorang pedagang tua. Ke mana ia sekarang ?” tanya Ibrahim. “Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma” jawab anak muda itu. “Innalillahi wa innailaihi roji’un, kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan ?”. Lantas ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya, anak muda itu mendengarkan penuh minat. Nah, begitulah’ kata Ibrahim setelah bercerita, Engkau sebagai ahli waris orangtua itu, maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur ku makan tanpa izinnya?”. “Bagi saya tidak masalah. Insya ALLAH saya halalkan. Tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya 11 orang. Saya tidak berani mengatas namakan mereka kerana mereka mempunyai hak waris sama dengan saya.” jawab pemuda itu. “Di mana tempat tinggal saudara-saudaramu ? Biar saya temui mereka satu persatu.’ pinta Ibrahim. Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui. Biar berjauhan, akhirnya selesai juga. Semua setuju menghalakan sebutir kurma milik ayah mereka yang termakan oleh Ibrahim. Empat bulan kemudian, Ibrahim bin Adham kembali sudah berada di bawah kubah Sakhra. Tiba tiba ia mendengar dua malaikat yang dulu terdengar lagi bercakap cakap. “Itulah Ibrahim bin Adham yang doanya tertolak gara-gara makan sebutir kurma milik orang lain.” “O, tidak.., sekarang doanya sudah makbul lagi, dia telah mendapat penghalalan dari ahli waris pemilik kurma itu. Diri dan jiwa Ibrahim kini telah bersih kembali dari kotoran sebutir kurma yang haram kerana masih milik orang lain. Sekarang ia sudah bebas.” Oleh sebab itu berhati-hatilah akan makanan yang masuk ke tubuh kita, sudah halalkah? Jika ragu-ragu, lebih baik kita tinggalkan. Kongsikan Artikel Ini Nabi Muhammad berpesan, “sampaikanlah dariku walau satu ayat” dan “setiap kebaikan adalah sedekah.” Apabila anda kongsikan artikel ini, ia juga adalah sebahagian dari dakwah dan sedekah. Insyallah lebih ramai yang akan mendapat manafaat. Ustaz Iqbal Zain Ustaz Iqbal Zain merupakan seorang penceramah bebas, penterjemah ulama dari luar dan panel penceramah Pertubuhan KEMUDI. Mendalami pengajian khusus Feqah Imam Syafiee, Ilmu Tarbiyah dan Fiq-hudda’wah di Pusat Pengajian Darul Mustafa, Yamen. Kini menyambung pengajian di peringkat Master dalam bidang Ketamadunan Dan Falsafah Islam di Centre for Advanced Studies on Islam, Science and Civilisation CASIS di Universiti Teknologi Malaysia. Facebook
KisahSebutir Korma Yang jadi Penghalang Terkabulnya Do'a. SRIPOKU.COM - Usai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1 kg kurma dari pedagang tua di dekat mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak didekat timbangan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Selesai menunaikan ibadah haji, Ibrahim bin Adham berniat ziarah ke Mesjidil Aqsa. Untuk bekal di perjalanan, ia membeli 1kg kurma dari pedagang tua di dekat Mesjidil Haram. Setelah kurma ditimbang dan dibungkus, Ibrahim melihat sebutir kurma tergeletak dekat timbangan. Menyangka kurma itu sebagian dari yang ia beli, Ibrahim memungut dan memakannya. Setelah itu ia langsung berangkat menuju Al Aqsa. Empat bulan kemudian, Ibrahim tiba di Al Aqsa. Seperti biasa, ia suka memilih sebuah tempat beribadah pada sebuah ruangan di bawah kubah Sakhra. Ia shalat danberdoa khusuk sekali. Tiba tiba ia mendengar percakapan dua Malaikat. "Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT," kata malaikat yang satu. "Tetapi sekarang tidak lagi. Doanya ditolak karena empat bulan lalu ia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masjidil Haram," jawab malaikat satu lagi. Ibrahim terkejut dan terhenyak. Jadi selama empat bulan ini ibadahnya, shalatnya, doanya dan mungkin amalan-amalan lainnya tidak diterima ALLAH SWT gara-gara memakan sebutir kurma yang bukan haknya. "Astaghfirullahal adzhim," Ibrahim beristighfar. Ia langsung berkemas untuk berangkat lagi ke Mekkah menemui pedagang tua penjual kurma, untuk meminta dihalalkan sebutir kurma yang telah ditelannya. Begitu sampai di Mekkah, ia langsung menuju tempat penjual kurma itu, tetapi ia tidak menemukan pedagang tua tersebut, melainkan seorang anak muda. "Empat bulan lalu, saya membeli kurma dari seorang pedagang tua di sini. Ke mana ia sekarang?" tanya Ibrahim. "Sudah meninggal sebulan yang lalu, saya meneruskan berdagang kurma," jawab anak muda itu. "Innalillahi wa innailaihi roji'un. Kalau begitu kepada siapa saya meminta penghalalan?" ujar Ibrahim. 1 2 Lihat Filsafat Selengkapnya
Itu, Ibrahim bin Adham, ahli ibadah yang zuhud dan wara' yang doanya selalu dikabulkan ALLAH SWT,' kata malaikat yang satu. 'Tetapi sekarang tidak lagi. doanya ditolak kerana 4 bulan yg lalu dia memakan sebutir kurma yang jatuh dari meja seorang pedagang tua di dekat Masasjidil Haram,' jawab malaikat yang satu lagi.
Hikmah Sunday, 02 Apr 2023, 1652 WIB “Oh, sekarang doanya sudah tidak dikabulkan lagi sejak beberapa bulan lalu,” kata malaikat yang pertama. Hal itu membuat malaikat yang satunya penasaran. “Memangnya kenapa doanya tidak dikabulkan lagi,” kata malaikat yang kedua kepada malaikat yang pertama. Dalam banyak Riwayat doanya tidak dikabulkan sejak empat bulan lalu."Itu disebabkan sebutir kurma yang ia makan beberapa bulan lalu, milik seorang pedagang kurma di pinggiran Kota Makkah,” kata malaikat yang pertama hal itu, terkagetlah Ibrahim bin Adham. Sekian lama dirinya mendekatkan diri kepada Allah, namun rupanya sejak kisah sebutir kurma membuat doanya tertolak. “Astaghfirullah al-Azhim,” kata Ibrahim bin Adham. Scroll untuk membaca Scroll untuk membaca Ia menyadari kesalahannya. Ia menyadari kelalaiannya. Atas hal ini, ia pun bergegas pergi kembali ke Kota Makkah untuk menemui pedagang kurma tersebut. Dalam perjalanan kembali ke Makkah itu, ia memperbanyak istighfar dan memohon ampunan kepada Allah SWT, hingga akhirnya ia tiba di lokasi yang sama. Baca Juga Gubernur Ini Dapat BLTAnehnya, ia tak mendapati pedagang kurma berusia lanjut beberapa bulan lalu. Yang ia temui di lokasi itu hanya seorang pemuda yang juga berjualan kurma. Maka Ibrahim bin Adham pun lantas menanyakan perihal pedagang kurma yang berusia tua tersebut.“Ke manakah gerangan pedagang kurma berusia lanjut, yang ciri-ciri fisiknya begini begini. Apakah engkau mengetahuinya?” kata Ibrahim bin Adham kepada anak muda anak muda menjelaskan bahwa dirinya adalah salah satu anak dari pedagang kurma. Dan pedagang kurma berusia lanjut itu sudah sebulan lalu wafat. “Beliau sudah wafat sekitar sebulan lalu, dan sayalah yang menggantikan beliau berdagang kurma di lokasi ini,” bin Adham tampak sedih, karena niatnya ingin berjumpa dengan pedagang kurma itu tak terkabulkan. Ia pun lantas menyampaikan maksud dan tujuannya.“Wahai anak muda, saya Ibrahim bin Adham. Beberapa bulan lalu, selepas menunaikan ibadah haji, saya berangkat ke Palestina. Namun, sebelum saya pergi dari Kota Makkah ini, saya menyempatkan diri membeli sejumlah kurma sebagai perbekalan perjalanan saya, dan saya membeli kurma tersebut kepada ayahmu, pedagang kurma yang berusia lanjut tersebut,” ujarnya.“Nah, setelah akad kami tunaikan, saya membayarkan harga kurma tersebut. Dan saya menerimanya. Namun, tanpa sengaja saya melihat ada sebutir kurma berada di bawah meja, yang saya pikir itu adalah kurma yang saya beli terjatuh dari bungkusannya. Lalu kurma itu saya ambil, bersihkan, dan kemudian saya makan. Setelah itu, saya bergegas pergi. Ternyata kurma itu bukan milik saya, dan saya datang lagi ke mari, untuk meminta keikhlasannya dan saya akan menggantinya. Bisakah ke merelakan dan meridhainya," kata Ibrahim bin Adham penuh harap....lanjut... doa tertolak doa terkabul doa dikabulkan penyebab doa tertolak doa ramadan doa ramadhan ibrahim bin adham dan kurma se Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini Menebar Ukhuwah Meraih Berkah. Informasi [email protected]
i8tqVYo. n1h49fzugs.pages.dev/347n1h49fzugs.pages.dev/51n1h49fzugs.pages.dev/194n1h49fzugs.pages.dev/175n1h49fzugs.pages.dev/413n1h49fzugs.pages.dev/359n1h49fzugs.pages.dev/217n1h49fzugs.pages.dev/499
kisah ibrahim bin adham dan sebutir kurma